Letak jiwa Nasion
Veteran dan Para Wakil Rakyat
Nasion merupakan salah satu kata
yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, lebih tepatnya pada kaum
intelektual. Kata ini yang kerap sekali kita dengar pada bangku kuliah, bahkan
dalam perbincangan sehari-hari. Kata nasion erat kaitannya dengan kata
nasional, nasionalisme. Dari kata nasion, nasional, dan masionalisme mempunyai
makna yang tersendiri dalam penerapannya. Pada kata ini seharusnya kita sudah
mengetahui makna yang sebenarnya dari kata nasion, nasional dan nasionalisme.
Banyak kalangan yang mengatakan bahwa nasion itu sama dengan kata nasional dan
nasionalisme. Dari berbagai argumen telah mencoba memisahkah arti dari nasion,
nasional dan nasionalisme.
Nasion terbentuk atas dasar
persamaan kebudayaan. Hal tersebut kurang tepat dalam pemaknaannya, karena pada
realitasnya suatu negara dapat berdiri dari walaupun negara tersebut terdiri
dari bermacam kebudayaan. Sangatlah tidak tepat pemaknaan tersebut. Seperti
yang kita ketahui bahwa suatu negara itu besar karena negara terseebut terdiri
barbagai macam kebudayaaan didalamnya. Contohnya saja Amerika serikat, negara
tesebut menjadi besar salah satu faktornya adalah plural, berbagai kebudayaan,
etnis dan ras tersimpan didalamnya. Hal ini
perlu patut dicontoh olek negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.
Selain dari kebudayaan ada yang juga mengatakan bahwa nasion tersebut terbentuk
oleh letak geografis, hal tersebut juga banyak mengalami kritikan. karena pada
faktanya banyak negara yang berpecah walaupun secara letak geogarafis, letak
mereka sama, kenapa hal tersebut dapat mengalami perpecahan? Ternyata letak
geografis juga tidak dapat menjamin munculnya nasion. Kesamaan rasa tau
kesamaan warna kulit, hal ini juga disebut sebagai factor munculnya nasion. Hal
tersebut juga kurang tepat, karena banyak negara-negara yang tumbuh dengan
perbedaan warna kulit, contoh sederhananya saja Indonesia, Indonesia terdiri
dari berbagai macam warna kulit, dari sabang sampai meraoke dapat kita ketahui
bahwa Indonesia terdiri berbagai macam warna kulit. Ternyata mereka dapat disatukan
dengan BHINEKA TUNGGAL IKA. Bahasa disebut-sebut juga sebagai munculnya nasion,
mereka berpendapat bahwa dengan kesamaan bahasa dapat memunculkan nasion, hal
tersebut juga kurang tepat. Kenapa demikian? Pertanyaan tersebut dapat dijawab
dengan contoh berdirinya negara India. India merupakan salah satu negara dengan
pemilik ragam bahasa nasional terbanyak, yaitu india mempunyai bahasa nasional
yang diakui sebanyak 17 bahasa. Disini sudah jelas bahwa bahasa bukanlah factor
yang utama dalam nasion. Maih ada lagi yang berpendapat pemicu adanya nasion, yaitu
kesamaan agama, para agamis berpendapat pembentukan nasion dipicu adanya factor
kesamaan agama. Hal tersebut ternyata mengalami kritikan. contoh bahwa kesamaan
tidak dapat menjadi factor pembentukan nasion yaitu negara-negara timur tengah,
seperti Suriah, suriah yang penduduknya beraga islam ternyata mereka tidak
dapat menyatu besama-sama membangun pemerintahan, hal tersebut ternyata dalam
agama masih ada golongan-golongan. Contoh lainnya bahwa agama tidak dapat
menjadi fakor ternbentuknya nasion adalah negara kita sendiri, Indonesia
terdiri dari berbagai macam agama yaitu; islam. Kristen. Katolik, hindu, budha,
dan konghucu. Pada faktanya dengan perbedaan agama tersebut Indonesia masih
dapat menyatu membentuk negara.
Lantas apa yang menjadi factor
pembentuk nasion tersebut? Nasion ada pada diri dari setiap manusia. Nasoin
merupakan anugrah yang diberikan tuhan kepada manusia untuk saling menjalin
hubungan satu sama yang lain, atara manusia satu dengan manusia yang lainnya,
antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Nasion bersifat abstrak,
manusia sulit untuk menggambarkan bagaimana nasion tersebut, namun keberadaannya
tidak dapat dipungkiri lagi. Sebutan nasion berkaitan erat dengan subyektivitas
atau hubungan nasional yang membentuk kesadaran solidaritas seseorang terhadap
kelompoknya. Nasion bentuk dari komunitas yang dibaayangkan yang secara fisik
sulit untuk dibuktikan. Nasion hadir pada setiap diri seseorang tanpa adanya
pengaturan yang mengikat seperti halnya hukum, hal tersebut terjadi secara
alamiah, keinginan dari manusia yang mempunyai rasa yang sama dengan satu dan
yang lainnya. Seperti halnya nasion Indonesia. Nasion Indonesia merupakan suatu
solidaritas yang besar, yang terbentuk oleh perasaan yang tinmbul sebagai
akibat pengorbanan yang telah dibuat dan pada masa depan bersedia berbuat lagi.
Nasion Indonesia sudah lahir sejak Indonesia belum terbentuk negara. Jadi nasion sendiri tidak selalu berkaitan dengan
suatu negara,. Terbentuknya nasion dengan kata kunci solidaritas terhadap
komunitasnya.
Dapat kita pahami bahwa nasion
tersebut terbentuk bukan dari, kesamaan budaya, ras atau kulit, kesamaman
bahasa dan agama, namun nasion terbentuk oleh kesamaan rasa, solidaritas
terhadap kelompoknya, bahkan solidaritas diluar kelompoknya. Pengertian nasion tersebut sebenarnya merupakan perasaan yang lahir dengan
sendirinya. Tidak salah bila pandangan itu mengemukakan pentingnya menumbuhkan
semangat perjuangan dan rasa kebanggaan atas
bumi dan tanah air dimana seseorang
tersebut dilahirkan. Nation sendiri sangat erat kaitannya dengan ikatan atau
hubungan emosional yang membentuk kesadaran solidaritas seseorang dengan orang
lainnya.
Perasaan untuk bersedia melakukan
pengorbanan sebagai bentuk solidaritas tidak semudah yang kita bayangkan,
karena kadang kalanya manusia selalu melakukan perhitungan-perhitungan, dimana
manusia cenderung menghitung keuntungan dari apa yang ia lakukan. Proses untuk
memunculkan nasion pada diri manusia sangatlah sulit, menumbuhkan rasa
solidaritas terhadap bangsanya, mempunyai perasaan yang sama atas kejadian yang
menimpa saudaranya. Hal seperti itulah yang dilakukan oleh veteran-veteran yang
namanya telah hilang dari negara.
Bagaimana cara membangun solidaritas
terhadap kehidupan dimasa sekarang ini sulit untuk dilakukan, dengan beragam guncangan yang datang
dari luar dan bahkan dari dalam telah melanda bangsa Indonesia. Konsep nasion
yang ideal sudah mulai mengalami pemudaran baik terhadap pemudanya
maupun para wakil-wakil rakyak. Sangat jarang sekali pada saat ini ditemukannya
jiwa-jiwa nasion yang utuh tanpa adanya maksud di belakang solidaritas yang
dibangun. Dari pemudaran yang telah terjadi pada wakil-wakil rakyat ini
menyebabkan keputusan-keputusan dan pengambilan kebijakan yang mereka lakukan
cenderung berorientasi pada kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok
politiknya. Egosentrisme sifat yang mulai tumbuh pada otak-otak wakil rakyak
kita.
Jauh dari pada hakikat nasion yang
sebenarnya. Nasion yang pada esensinya melakukan pengorbanan untuk kebaikan
bersama dalam kelompok atau bangsanya untuk mencapai tujuan bersama, itulah
yang dilakukan oleh veteran-vetran dahulunya dalam berkorban dengan merelakan
harta benda dan dirinya demi bangsa ini, ironis pada saat ini nasion berubah
fungsi, sebagai solidaritas terhadap kelompok-kelopok yang membawanya
keuntungan bagi dirinya. Orientasinya bukan apa yang mereka berika kepada
negara ini, namun telah berganti dengan apa yang bisa negara berikan kepeda
kami, inilah yang terjadi pada para wakil rakyat.
Para veteran dahulunya bersama
rakyak berbondong-bondong melawan penjajah untuk membentuk negara, nasion yang
tumbuh bukan mengaharapkan keuntungan pribadi yang mereka dapatkan dari
perjuangan yang mereka lakukan, namun tidak lain tujuannya untuk kebersamaan
hidup merdeka dari penjajahan. Veteran disini berjuang tanpa upah, tanpa adanya
paksaan dari pihak lain untuk melakukan perjuangan. Sehingga segala apa yang
mereka lakukan benar-benar untuk negara. masyarakat
dipecah belah, dan harga diri direndahkan. Penderitaan dan kenestapaan yang
berlangsung sangat lama ini merupakan pengorbanan bagi terwujudnya
Indonesia yang merdeka dan terbebas dari segala bentuk penindasan. Dengan gigih
berani para veteran ini dahulunya menerjang timah panas yang ada didepanya,
“kami kena, kami mati” inilah solidaritas untuk membangun bangsa yang merdeka,
begitulah bentuk perwujudan dari jiwa nasion yang mereka lakukan. Jiwa nasion
yang tinggi yang menyatukan seluruh pemuda dari sabang sampai meraoke
bersama-sama angkat senjata melawan penjajahan.
Jiwa-jiwa nasion veteran tidak
terkelupas termakan jaman. Banyak para veteran yang kehidupanya sangat
kekurangan dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah, ini tidak membuat
meraka akan marah ataupun meminta imbalan atas jasa yang telah mereka berikan.
Tetapi mereka masih tetap gigih mengabdi kepada negara dengan melakukan
kebiasaan-kebiasan yang dulunya mereka lakukan, menyapu jalanan, sebagai
pengangkut sampah dari rumah-kerumah dal lain-lain. Potret dari jiwa nasion
yang benar-benar tumbuh dari hati mereka. Pemerintah dan kalangan masyarakat
banyak tidak tahu atas keberadaan mereka. Hidup dijalanan sebagai orang yang
tidak dihiraukan, apakah mereka mengeluh? Jiwa nasion pada veteran ini memberi
tanpa mengharap kembali, atas
kemerdekaan bangsa yang ia persembahkan. Disinilah letak jiwa nasion veteran.
Lain halnya dengan para wakil rakyak
saat ini, jiwa nasion yang mulai memudar. Mereka lebih sibuk membuat
kebijakan-kebijakan yang nantinya menguntungkan bagi diri sendiri dan
kelompoknya. Nasion yang mereka tumbuhkan bukan pada nasion demi kepentingan
masyarakat umum yang sangat membutuhkan uluran tangan para wakil rakyatnya,
tetapii nasion yang mereka bangun yaitu nasion kepentingan kelompok mereka
sendiri. Berbicara kepentingan nasional, dengan berbagai program yang mereka
rangcang, membuat undang-undang untuk menarik perhatian rakyat, tetapi pada
realitasnya hanya segala yang mereka lakukan hanya untuk kepentingan kantong
belaka.
Inilah potret dari letak nasion
veteran dan para wakil rakyak, dimana ada letak perbedaan sangat tajam dan
perlu untuk adanya perubahan dan pembenahan pada jiwa-jiwa nasion yang tertanam
di jiwa wakil-wakil rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar